Blogger Template by Blogcrowds

Shirathal Mustaqim (Al-Fatihah)


Surah Al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat. Dimulai dengan basmalah sebagai pembuka, selanjutnya puja dan puji atas ke-Maha Besar-an Allah dan pengakuan penghambaan kepada-Nya. Selanjutnya adalah do'a dan penjelasannya.

Setiap hari setidaknya tujuh belas kali kita membaca Al-Fatihah. Inti dari Surah Al-Faihah adalah do'a: Ihdinash-shiraathal mustaqiim, Tunjukilah kami jalan yang lurus (ayat ke-6).

Melihat ayat ini, orang-orang non-Muslim kadang berkomentar: Kaum Muslimin belum lagi mendapat hidayah jalan yang lurus. Buktinya, setiap hari mereka 17 kali meminta agar diberikan petunjuk jalan yang lurus.

Apakah benar demikian? Tentu saja tidak. Yang demikian itu hanyalah "tafsir sesat" mereka dengan semata menggunakan logika (ra`yu) untuk menyesatkan sebagian kaum muslimin yang belum faham tentang agama mereka.


عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، فَخَطَّ خَطًّا هَكَذَا أَمَامَهُ ، فَقَالَ : هَذَا سَبِيلُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ، وَخَطَّيْنِ عَنْ يَمِينِهِ ، وَخَطَّيْنِ عَنْ شِمَالِهِ، قَالَ : هَذِهِ سَبِيلُ الشَّيْطَانِ، ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِي الْخَطِّ الأَوْسَطِ، ثُمَّ تَلاَ هَذِهِ الآيَةَ : (وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)

Dari Jabir radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Suatu saat kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau membuat sebuah garis di depan beliau demikian, kemudian beliau bersabda: "Ini adalah jalan Allah 'Azza wa Jalla". Beliau membuat dua garis di sebelah kanan dan dua garis di sebelah kirinya, kemudian beliau bersabda: "Ini adalah jalan setan". Kemudian beliau meletakkan tangan beliau pada garis yang paling tengah, kemudian beliau membaca Firman Allah: "dan bahwa ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan lain, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (H.R. Ahmad)

Jelaslah dari hadits ini, bahwa sesiapa yang mengikiti Allah dan Rasulullah, maka ia telah berada di atas jalan yang lurus, berada di atas Shirathal Mustaqiim.

Apakah Shirathal mustaqiim itu? Juga telah dijelaskan oleh ayat ke-7 dari Surah Al-Fatihah, yaitu: Shiraathal-ladziina an'amta 'alaihim, yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka yaa Allah, bukan jalan yang sebaliknya: Ghairil magdhubi 'alaihim wa ladh-dhaaalliiin, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai ataupun yang tersesat (ayat ke-7)

Siapakah yang dimaksud dengan alladziina an'amta 'alaihim, orang-rang yang Engkau beri nikmat atas mereka?, diterangkan oleh Allah dalam ayat yang lain:
Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. (Q.S. An-Nisa: 69)

Mereka yang diberi nikmat itu, kata Allah adalah: Nabi-Nabi, para shiddiiqiin, syuhada dan orang-orang sholeh.
Ibnu Jarir meriwayatkan dalam tafsirnya, bahwa ayat ini turun tatkala sebagian sahabat beliau berkata: Wahai Rasulullah, Tidak selayaknya bagi kami meninggalkanmu di dunia ini, namun apabila engkau telah berpisah dengan kami (wafat), engkau akan diangkat di atas kami, maka kami tidak akan lagi dapat melihat engkau, maka Allah meurunkan ayat ini. (R. Ibnu Abi Syaibah)

Yang dimaksud dengan lafaz "Dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya", bahwa mereka adalah sebaik-baik kawan di sorga. Mereka (orang-orang yang taat pada Allah dan Rasul) bersenang-senang dengan melihat mereka (Para Nabi, para shiddiqiin, syuhada dan orang-orang sholeh) dan hadir dalam majlis mereka, karena mereka turun kepada mereka, kemudian kembali ke posisi dan derajat mereka yang tinggi. (Abu Bakar Al-Jazaa`iri, Aysar at-Tafaasiir)

Jelaslah, bahwa maksud ayat Ihdinash-shiraathal mustaqiim ini, bahwa kita minta agar dapat istiqamah di jalan yang lurus ini, senantiasa mentaati Allah dan Rasul-Nya hingga akhir hayat, sehingga bisa dipertemukan dengan kelompok para Nabi, para shiddiqiin, syuhada dan orang-orang sholeh di sorga yang mulia.

Itulah yang kita pinta dalam setidaknya tujuh belas kali sehari-semalam dalam bacaan Al-Fatihah kita.

Dan kita berlindung kepada Allah, mohon agar dijauhkan dari jalan yang sebaliknya: Ghairil magdhubi 'alaihim wa ladh-dhaaalliiin, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai ataupun yang tersesat. Siapakah mereka?

Diriwayatkan dari Abi bin Hatim Radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اليهود مغضوب عليهم والنصارى ضُلاَّل

"Yahudi itu dimurkai dan Nashrani itu tersesat" (H.R. Tirmidzi, Kitab Tafsir, Bab Surah Fatihatul Kitab/ 2878).

Lalu apakah yang lain tidak termasuk? Bagaimana dengan orang-orang musyrik penyembah berhala? Tentunya mereka ini tidak perlu dibahas lagi, itu sudah pasti. Bila yang "ahli kitab" saja seperti itu, apalagi yang musyrik penyembah berhala bahkan yang atheis.

Wallahu a'lam

Posting Lama Beranda